Oleh: dr.I Gusti Rai Putra Wiguna, Sp.KJ
Mungkin di antara kita semua pernah mengalami satu periode kehidupan di mana kita tidak percaya diri. Untuk teman-teman yang mengalami hal ini ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Yang pertama adalah mengetahui sumber atau akar dari ketidakpercayaan pada diri kita sendiri.
Bisa jadi, itu tumbuh dari sejak awal kehidupan kita di mana kita mempunyai orang-orang penting dalam hidup kita yang hobinya adalah berkomentar atau mengkritik. Misalnya, orang tua dalam keluarga kita sehingga tumbuh dalam diri kita setiap harinya bahwa kita bisa saja melakukan kesalahan-kesalahan atau hal-hal buruk dan tidak sebaik yang dilakukan orang lain.
Atau, sebenarnya rasa ketidakpercayaan diri itu tumbuh oleh suatu periode kehidupan, misalnya sebelumnya kita cukup percaya diri tetapi ada hal buruk yang pernah terjadi dalam hidup kita yang orang atau masyarakat menyebutnya dengan trauma.
Pernah mengalami kecelakaan barangkali, yang menyebabkan kita tidak percaya diri untuk mengendarai motor atau mobil. Atau misalnya ada hal yang buruk dalam pekerjaan sehingga kita tidak percaya diri lagi kita bisa bekerja dengan baik, dan sebagainya.
Itu kita kenali, kemudian apa yang bisa kita lakukan adalah kita latih diri kita. Kita menjadi seperti itu karena proses belajar. Tentu kita harus mengembalikan diri kita untuk menjadi percaya diri juga melalui proses belajar. Pertama, yang mendukung suasana itu adalah dengan memilih teman-teman yang memahami permasalahan kita. Sehingga itu mampu memberikan input yang baik pada diri kita.
Kedua, berlatih untuk tidak membandingkan diri kita dengan orang lain. Jadi mulailah dengan membandingkan diri dengan diri kita sebelumnya. Bagaimana setiap harinya kita bisa melakukan hal yang lebih baik. Ketiga, berfokus pada proses bukan hasil. Karena ketika kita membandingkan dan berfokus pada hasil, kita akan terus kecewa dan itu bisa memupuk rasa ketidakmampuan serta membuat kita makin tidak percaya diri.
Hal-hal tersebut bisa kita lakukan untuk bisa tetap menjadi percaya diri. Tetapi ketika hal-hal tadi sudah dilakukan dan tidak mendapatkan hasil yang baik, tentu kita bisa juga mencari bantuan profesional kesehatan jiwa, misalnya psikiater, psikolog klinis atau perawat jiwa. Mudah-mudahan kita semua dalam keadaan mantap jiwa.