Sebelumnya saya menulis tentang cara mengenali pikiran negatif yang tanpa kita sadari hadir dalam diri kita ketika menghadapi masalah-masalah yang terjadi. Setelah kita mengenali pikiran-pikiran negatif apa saja yang sering muncul dan juga saran yakni dengan jeda atau bisa lebih baik lagi dengan menulis atau merekam permasalahan yang sedang kita hadapi.
Itu adalah tahap awal, hal yang perlu dilakukan lagi adalah mengganti pikiran-pikiran negatif tersebut. Tapi saya tekankan dulu bahwa kita tidak mengganti pikiran negatif dengan pikiran-pikiran atau sugesti positif berlebihan. Karena sesungguhnya, berpikir positif menurut saya sama buruknya dengan berpikir negatif. Jadi, pikiran negatif menyebabkan kita menjadi ragu-ragu dan kurang percaya diri dalam menghadapi sesuatu. Dan, menyebabkan diri kita menjadi rentan terjadi gangguan kecemasan atau gangguan depresi.
Namun, berpikir positif sebenarnya mempunyai kerentanan yang sama. Bayangkan, kalau untuk segala sesuatu kita selalu mengatakan bahwa diri kita bisa atau mampu dan ketika bukan itu yang terjadi kita justru kecewa. Jadi menurut saya yang paling penting adalah berpikir realistis, bagaimana kita menghadapi sesuatu dan menilai masalah pada porsinya.
Sebagai contoh, misalnya kalau kita terjatuh karena di jalan yang kita lewati ada lubang. Orang yang berpikiran negatif maka akan berpikir “Wah, hidup saya kacau, kenapa saya sial sekali, pasti nanti akan ada hal-hal seperti ini lagi.” Atau sebaliknya, pada orang yang berpikir positif ketika jatuh akan menanggapi “Wah, sesuatu hal yang dimulai dengan buruk seperti ini pasti nanti akan lebih baik, jauh lebih baik di belakang hari.” Tapi ternyata kalau sialnya kita mendapat musibah lagi, kita tentu akan lebih kecewa.
Bagaimana berpikir realistis, misalnya dalam kasus itu ketika kita terjatuh karena ada lubang yang kita lewati? Kita hanya melihat, “Wah, saya tak melihat lubangnya, besok-besok saya tidak akan lewat sini atau saya akan lebih berhati-hati.” Itu contoh berpikir realistis, tidak menambahkan sesuatu yang berlebihan, apakah mengurangi atau menambahkan.
Setelah kita mengevaluasi pikiran-pikiran negatif tadi, bagaimana kemudian kita menilai, berpikir realistis terhadap semua hal yang kita hadapi. Bisa diperbincangkan dengan orang-orang yang kita percayai atau melakukan upaya-upaya mandiri dengan support system yang ada. Tetapi kalau pikiran negatif itu sudah kita ketahui, tapi terus berlangsung tanpa ada kendali pada diri kita barangkali itu adalah keadaan yang berbeda. Artinya, kita membutuhkan bantuan yang lebih. Kita bisa didampingi oleh professional kesehatan jiwa, salah satunya psikiater, psikolog klinis atau pun perawat jiwa. Pada tahap tertentu barangkali pikiran-pikiran negatif itu sudah sebagai pikiran yang berulang tanpa bisa kita kendalikan. Pada porsi tertentu itu tentu bukanlah hal yang buruk juga kalau kita menggunakan obat-obat yang menyempurnakan fungsi neurotransmitter dalam otak kita sehingga kita menjadi lebih baik lagi. Semoga kita semua dalam keadaan mantap jiwa. (Dokter Rai)